Firman Allah Taala Yang bermaksud:
"Tiap-tiap umat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) mencepatkannya."
(Surah Al-A'raf: ayat 34)

Monday, November 19, 2012

Jauhi Akhlak Buruk Sangka


Muktahir ini, sesetengah daripada kita terlalu mudah dan ghairah untuk mengeluarkan kenyataan atau tuduhan kepada individu lain tanpa sebarang bukti dan maklumat yang benar. Wujud dalam diri untuk mencari kesilapan orang yang tidak sependapat, malah ditabur fitnah dan penuh dengan buruk sangka.

Islam sentiasa menyuruh agar sentiasa bersangka baik sesama insan selagi mana belum ada keterangan dan bukti yang jelas membolehkan kita berbuat demikian.

Allah mengingatkan kita dalam firmanNya bermaksud:
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kamu daripada sangkaan (iaitu sangkaan membawa kerosakan) kerana sesungguhnya sebahagian daripada sangkaan itu adalah dosa…” (Surah al-Hujurat: 12)

Ramai di antara kita hari ini gemar menilai perilaku individu lain tapa menoleh diri sendiri. Jika teguran hendak dibuat bagi muhasabah haruslah dibuat tanpa sebarang agenda dan matlamat tersendiri.

Ini jelas menyalahi apa dinasihatkan Rasulullah s.a.w:
“Aku tidak disuruh untuk menyelidiki setiap gerak hati manusia (membaca niat di hati manusia lain) dan perut mereka” (Riwayat Al-Bukhari, no 4094, 4/1581 : Muslim, 2/742)
Sebagai umat Islam, adab terbaik dan akhlak yang dianjurkan adalah dengan sentiasa berlapang dada, masihat menasihati atas dasar takwa buka atas dasar mencari kelemahan orang lain.

Tidak rugi jika kita tidak membuat tuduhan dan hanya bersifat memberi pandangan dan nasihat kerana Allah adalah bersifat membalik-balik hati takut nanti kita akan tergenlicir dalam landasan yang benar.

Peringatan ini Allah abadikan dalam ayatnya bermaksud:
“Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap suatu kaum itu mendorong kamu tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu lebih hampir kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan”. (Al-Maidah : 8 )

Sunday, August 19, 2012

Mencintai sesama mukmin sebagaimana mencintai diri sendiri

الحـديث الثالث عشر

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radiallahuanhu, pembantu Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, dari Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintai saudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.

Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengan kesempurnaan iman.

Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

RINGKASAN SYARAH ARBA’IN AN-NAWAWI – SYAIKH SHALIH ALU SYAIKH HAFIZHOHULLOH
Hakikat Penafian Iman
Penafian iman mencakup menafikan iman secara keseluruhan atau hanya menafikan kesempurnaan imannya. Suatu amalan yang menyebabkan pelakunya dinafikan imannya menunjukkan bahwa amalan tersebut merupakan amal kekafiran atau dosa besar. Dalam hadits ini penafian iman yang dimaksud adalah penafian atas kesempurnaan iman.

Mencintai Saudara Muslim Laksana Mencintai Diri Sendiri

Seorang muslim wajib merasa senang jika saudaranya memiliki agama yang baik. Dia senang jika saudaranya memiliki aqidah yang benar, tutur kata yang bagus dan perbuatan yang baik. Sebaliknya dia merasa benci jika keadaan saudaranya tersebut justru sebaliknya.

Seorang muslim disunahkan untuk senang jika saudaranya mendapatkan kebaikan-kebaikan duniawi. Dia merasa senang jika saudaranya berharta, sejahtera, sehat, berkedudukan dan lain-lain dari kenikmatan duniawi, dan dia tidak senang jika saudaranya miskin, sengsara, dan menderita.

Mendahulukan Kepentingan Saudara Muslim

Jika dalam urusan dunia, mendahulukan kepentingan saudaranya termaksud perbuatan yang terpuji dan disunahkan, namun jika dalam urusan akhirat, mendahulukan saudaranya termasuk perbuatan yang makruh.

SYARAH IBNU DAQIQIL ‘IED
Demikianlah di dalam Shahih Bukhari, digunakan kalimat “milik saudaranya” tanpa kata yang menunjukkan keraguan. Di dalam Shahih Muslim disebutkan “milik saudaranya atau tetangganya” dengan kata yang menunjukkan keraguan.

Para ulama berkata bahwa “tidak beriman” yang dimaksudkan ialah imannya tidak sempurna karena bila tidak dimaksudkan demikian, maka berarti seseorang tidak memiliki iman sama sekali bila tidak mempunyai sifat seperti itu. Maksud kalimat “mencintai milik saudaranya” adalah mencintai hal-hal kebajikan atau hal yang mubah. Hal ini ditunjukkan oleh riwayat Nasa’i yang berbunyi :
“Sampai ia mencintai kebaikan untuk saudaranya seperti mencintainya untuk dirinya sendiri”.

Abu ‘Amr bin Shalah berkata : “ Perbuatan semacam ini terkadang dianggap sulit sehingga tidak mungkin dilakukan seseorang. Padahal tidak demikian, karena yang dimaksudkan ialah bahwa seseorang imannya tidak sempurna sampai ia mencintai kebaikan untuk saudaranya sesama muslim seperti mencintai kebaikan untuk dirinya sendiri. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan sesuatu hal yang baik bagi diriya, misalnya tidak berdesak-desakkan di tempat ramai atau tidak mau mengurangi kenikmatan yang menjadi milik orang lain. Hal-hal semacam itu sebenarnya gampang dilakukan oleh orang yang berhati baik, tetapi sulit dilakukan orang yang berhati jahat”. Semoga Allah memaafkan kami dan saudara kami semua.

Abu Zinad berkata : “Secara tersurat Hadits ini menyatakan hak persaman, tetapi sebenarnya manusia itu punya sifat mengutamakan dirinya, karena sifat manusia suka melebihkan dirinya. Jika seseorang memperlakukan orang lain seperti memperlakukan dirinya sendiri, maka ia merasa dirinya berada di bawah orang yang diperlakukannya demikian. Bukankah sesungguhnya manusia itu senang haknya dipenuhi dan tidak dizhalimi? Sesungguhnya iman yang dikatakan paling sempurna ketika seseorang berlaku zhalim kepada orang lain atau ada hak orang lain pada dirinya, ia segera menginsafi perbuatannya sekalipun hal itu berat dilakukan.

Diriwayatkan bahwa Fudhail bin ‘Iyadz, berkata kepada Sufyan bin ‘Uyainah : “Jika anda menginginkan orang lain menjadi baik seperti anda, mengapa anda tidak menasihati orang itu karena Allah. Bagaimana lagi kalau anda menginginkan orang itu di bawah anda?” (tentunya anda tidak akan menasihatinya).

Sebagian ulama berpendapat : “Hadis ini mengandung makna bahwa seorang mukmin dengan mukmin lainnya laksana satu tubuh. Oleh karena itu, ia harus mencintai saudaranya sendiri sebagai tanda bahwa dua orang itu menyatu”.

Seperti tersebut pada Hadis lain :

“Orang-orang mukmin laksana satu tubuh, bila satu dari anggotanya sakit, maka seluruh tubuh turut mengeluh kesakitan dengan merasa demam dan tidak bisa tidur malam hari”.

Monday, July 30, 2012

Perasaan Ragu Dan Yakin

Sering kali apabila kami berbincangan sesama, kami akan ada perbezaan pendapat tentang sesuatu perkara tentang hukum Allah taala, misalnya minyak wangi beralkohol, minuman berciri macam arak (arak halal), kain sutera campur atau tidak, suasa, pinjaman kereta, simpanan bank dan sebagainya.

Perkara ini sukar untuk ditentukan kerana banyak sangat pendapat dan hujah. Suka saya bawa satu petikan mudah untuk kita memahami agama ini mengenai perasaan ragu dan yakin.
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Talib cucu Nabi sallallahu ‘alayhi wa sallam dan kesayangannya radiyallahu ‘anhuma. katanya: Aku te1ah menghafaz dari Rasulullah sallallahu ‘alayhi wa sallam (sabdanya iaitu):
Tinggalkanlah barang yang meragukan engkau kepada apa yang tidak meragukan engkau.

Diriwayatkan oleh Tirmizi dan Nasi’i. Tirmizi berkata: Hadith ini hasan sahib.

Petunjuk Dari Hadith :

Menunjukkan kepada kewajipan melakukan suatu yang diyakini keadaannya dengan meninggalkan suatu yang diragu­kan atau yang disyaki, sama ada dalam perkara ibadat mahu pun dalam hukum-hukum yang lain. Mithalnya, seorang yang yakin sucinya (berwudhu) kemudian ia ragu atau syak tenang hadathnya adalah dikehendaki supaya ia tetap dalam kesucian­nya kerana ini yang menjadi keyakinannya sedang keraguannya adalah dalam perkara yang belum dipastikan. Selanjutnya kalau ia dalam sembahyang, diteruskanlah sembahyangnya dan di­tinggalkan keraguannya tentang hadathnya berdasarkan hadlth Rasulullah sallallahu ‘alayhi wa sallam riwayat Bukhairi dari ‘Ab­dullah itu Zaid al-Ansari katanya:
Bahawa telah mengadu kepada Rasulullah sallallahu ‘alayhi wa sallam seorang lelaki yang dikhayalkan kepadanya bahawasanya ia mendapat suatu (terasa keluar sesuatu yang membatalkan wudu’) dalam sem­bahyang, Rasulullah berkata: Jangan ia berpaling atau jangan ia pergi sehingga ia mendengar suara atau mendapati bau.

Lainlah halnya kalau ia yakinkan hadath dan ragukan tahirah (suci) maka hendaklah ia lakukan menurut keyakinan­nya.

Petikan : Hadith 40 – Terjemahan dan Syarahnya , Dewan Pustaka Fajar – Hadith no 11

Sunday, February 12, 2012

Penghalang Doa

Petikan Artikel Qatrunnada :

DOA merupakan senjata bagi orang Islam. Ini sebenarnya adalah hadiah Allah untuk kita. Allah Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Pemurah. Ada kalanya kita rasa kita telah berkali-kali berdoa tapi Allah belum memperkenankannya. Selain itu adalah ujian dari Allah ingin menguji keikhlasan dan keimanan kita; kita juga perlu mengkaji di mana silapnya kita. Sebenarnya banyak perkara yang boleh menjadi hijab atau penghalang kepada doa-doa kita itu. Biasanya terhijab doa adalah kerana dosa-dosa besar yang pernah kita lakukan dan salah satu cara untuk mengatasinya dengan bertaubat nasuha yakni taubat yang sungguh-sungguh.

Di sini dibentangkan lapan belas perkara yang menjadi hijab atau penghalang doa:

1. Orang yang membunuh orang lain tanpa tujuan.

2. Orang yang menaburkan cerita yang belum tentu sahih

3. Orang yang melakukan pekerjaan yang serupa binatang.

4. Orang yang mengekalkan minum arak atau benda-benda lain yang boleh memabukkan.

ALLAH telah berfirman: ”Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu dan menghalangi kamu dari mengingati ALLAH dan sembahyang, maka berhentilah kamu dari mengerjakan pekerjaan itu. ” (AI Maidah: 91).

Keterangan di atas sesuai dengan Hadis Rasulullah SA W yang bermaksud ’Semua minuman yang memabukkan adalah arak dan semua arak adalah haram. ” Riwayat Muslim

5. Orang yang mengekalkan zina, iaitu dosa besar yang tidak akan diampunkan selama-lamanya.

6. Orang yang menderhakai ibubapanya atau salah seorang daripadanya. ALLAH telah berfirman; ”Dan Tuhanmu telah mnnerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dari-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibubapa. Jika seseorang di antara keduanya atau kedua-duanya telah tua jangan kamu keluarkan perkataan kasar terhadap keduanya dan hendaklah kamu ucapkan perkataan yang mulia (lemah-lembut). Rendahkanlah sayap kehinaan kerana cinta kepadanya dan hendaklah engkau katakan

”Wahai Tuhan kasihilah kedua ibubapa kami dan berilah Rahmat-Mu. Biasanya terhijab doa adalah kerana dosa-dosa besar.....Untuk mengatasinya bertaubatlah dengan taubat nasuha; taubat yang sungguh-sungguh kepada keduanya, sebagaimana mereka mendidik kami di waktu kecil.”
Al Israk: 23-24

7. Orang yang mengerjakan suatu pekerjaan yang menyalahi syariat seperti bermain silap mata.

8. Ahli nujum yang mengkhabarkan nasib orang lain sedangkan kehidupan kita dari alam roh hingga ke akhir hayat telahpun ALLAH tetapkan sejak azali lagi.

9. Orang yang hasad dengki sesama umat Islam. Dia suka orang lain ALLAH timpakan bala malah mencemburui seandainya orang lain yang dikurniakan nikmat Tuhan.

10. Orang yang suka mengadu domba, memukul canang kepada orang lainsupaya timbul pecah-belah antara kedua belah pihak. Kadangkala mengakibatkan kedua-dua pihak itu tidak bertegur sapa selama lebih dari tiga hari tanpa keuzuran syarie.

11. Orang yang suka mengumpat hal orang lain terutama terhadap orang-orang alim yang cinta dengan ALLAH

12. Orang yang mengambil cukai dari harta manusia tanpa redha mereka. Inilah perkara yang paling ditakutikerana ketika di dalamkubur lagi akan ditimpakan azab yang pedih.

13. Orang yang menjual barang dengan cara yang haram, mengangkat jual beli dengan sumpah yang dusta, contohnya menaikkan harga barang-barang dua tiga kali gandanya dari harga asal. Menipu dalam sukatan dan timbangan dan memakan harta riba.

14. Orang yang membenci para sahabat Rasulullah SAW.

15. Orang yang menunjuk-nunjuk diri dengan gayanya yang lemah-longlai seperti mayang di depan orang lain supaya mereka merasa kagum dengan kecantikkannya.

16. Orang yang bermain catur dan judi.

17. Orang yang bermain gendang yang kecil di tengahnya, luas di kedua tepinya tetapi tepi yang ada kulit itu lebih luas daripada yang tiada berkulit. Kalau di zaman sekarang ini kompang dan gendang yang dibubuh lingkaran rotan di dalamnya supaya terdengar bunyi gentanya yang mengasyikkan.

18. Orang yang bermain rebab, biola dan seruling (serunai). Oleh itu sebagai nasihat kepada kita bersama, jika kedapatan perkara-perkara yang dibentangkan itu pada diri kita, bertaubatlah segera dengan taubat nasuha. Agar kita mendapat falah (kemenangan) di Akhirat sebelum datangnya maut. Tinggalkanlah perkara-perkara yang boleh melalaikan kita dari mengingati ALLAH juga perkara-perkara yang menjauhkan diri kita dari-Nya. Semuga ALLAH SWT menggantikan dengan sebesar-besar kurnia dan RahmatNya sebagai penutup segala perbuatan jahat yang lampau. Allah telah berfirman; ”Sesungguhnya segala amal yang baik menghapuskan akan segala perbuatan yang jahat. ”

"Siapalah aku di sisi MU ya Allah"

Saturday, February 11, 2012

Apakah bala Allah hampir tiba?

Warga PK semua...moga kalian semua beroleh keberkatan dan rahmat Allah SWT sempena menyambut bulan yg mulia ini dan mari kita sama2 memakmurkan bulan Rejab ini dgn perkara2 yg dirahmati Allah insyaAllah. Dan di sini Shafiah cuba bawa satu hadis utk renungan kita bersama moga kita seme mendapat pengajaran dan keinsafan ttg azab Allah yg hampir tiba....

Ibnu Umar r.a menceritakan bahawa suatu ketika Rasulullah SAW mendatangi sejumlah sahabat di kalangan muhajirin, kemudian Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai kaum muhajirin, lima perkara kalau kamu telah diuji dengannya (jika perkara-perkara itu sudah dikerjakan), maka tidak ada lagi kebaikan lagi bagi kamu. Dan aku berlindung kepada Allah SWT, semoga kamu tidak menemui zaman itu.

Perkara-perkara itu ialah:

1. Tidak tampak perzinaan pada sesuatu kaum sehingga mereka bernai terus-terang melakukannya, melainkan akan berjangkit wabak penyakit yang menular (tha'un) dan mereka ditimpa penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat terdahulu.

2. Dan tiada mereka mengurangkan sukatan/ukuran dan timbangan (curang dalam perdangangan), kecuali mereka akan diuji dengan kemarau penjang dan kesulitan mencari rezeki, dan kezaliman dari kalangan pemimpin mereka.

3. Dan tidak menahan mereka dari zakat harta benda kecuali ditahan untuk mereka air hujan dari langit. Jikalau tiada binatang tentunya mereka tidak akan diberi hujan oleh Allah SWT.

4. Dan tiada mereka menyalahi akan janji Allah dan RasulNya kecuali Allah akan menurunkan ke atas mereka, musuh yang akan merampas sebahagian dari apa yang ada di tangan mereka.

5. Dan apabila pemimpin-pemimpin mereka tidak melaksanakan hukum Allah yang terkandung dalam Al-Quran dan tidak mahu menjadikannya sebagai pilihan, maka Allah akan menjadikan bencana di kalangan mereka sendiri.

Penerangan Hadis:

Marilah kita merenung sejenak hadis di atas dan membuat hisab ke atas diri dan masyarakat kita. Saban hari kita membaca akhbar dan mendengar berita tentang kepincangan umat Islam akhir zaman. Justeru itu, benarlah apa yang disebut oleh Rasulullah SAW tentang umat akhir zaman. Hakikat yang perlu kita teliti ialah, adakah kita sekarang hidup dalam keredhaan dan keberkatan Allah atau sebaliknya? Melihat kepada perkara yang berlaku hari ini, sewajarnya kita bertanya kepada diri kita: Apakah sumbangan kita untuk Islam, Allah dan RasulNya? Bukan sekadar kita menyalahkan individu yang terlibat dalam maksiat dan tidak menghiraukan apa yang berlaku di sekitar kita dengan alasan "Bukan hal aku". Sekarang ialah masanya untuk kita memikirkan apakah tindakan kita selanjutnya. Mahukah kita melihat perkara ini berterusan. Atau kita tergolong dalam golongan yang ingin merebut pahala jihad di sisi Allah. Wallhu'alam.


...Mengalah dan memberi maaf bukan bererti kalah....Ia bererti mengutamakan kebaikan dan kasih sayang ALLAH....

Friday, February 10, 2012

Konflik dalam sesuatu organisasi

Dalam sesebuah organisasi, konflik merupakan perkara lumrah dan sesuatu yang perlu di atasi, sekiranya fenomena ini dapat dikurangkan, kemantapan sesebuah organisasi akan bertambah dan seterusnya boleh mencapai matlamat kearah kegemilangan yang dingini. Konflik boleh berupa pergeseran dan pertentangan di antara dua pihak akibat perbezaan nilai, kehendak, pendirian dan perasaan dalam usaha memenuhi keperluan dan matlamat. Ia merupakan fenomena biasa apabila wujud interaksi di antara dua pihak atau lebih manusia dan sentiasa berlaku dari masa kesemasa. Pelbagai usaha telah dilakukan untuk menangani kesan negatif akibat konflik dan salah satu pendekatan yang popular adalah pendekatan kaunseling .

Punca-Punca Konflik.
Dalam sesebuah organisasi pekerjaan, konflik bukan sahaja berlaku di antara pekerja dengan majikan atau di antara satu jabatan dengan jabatan lain malah sering juga berlaku konflik interpersonal dan konflik dalaman. Di antara punca-punca berlakunya konflik adalah :

1. Halangan untuk mencapai sesuatu matlamat oleh satu atau lebih pihak lain merupakan punca utama berlakunya konflik dalam sesebuah organisasi atau antara individu. Contohnya, keinginan seorang atau sebuah jabatan untuk mengajurkan seminar atau majlis untuk kepentingan diri atau organisasi dihalang oleh pihak lain kerana sebab-sebab tertentu boleh menimbulkan konflik.

2. Kekurangan sumber seperti kewangan, tenaga kerja dan fizikal yang terhad untuk diagihkan dengan adil kepada semua pihak. Merujuk kepada contoh di atas, halangan untuk mengadakan seminar atau majlis tertentu mungkin disebabkan oleh peruntukan kewangan atau tenaga kerja yang terhad.

3. Tiadanya koordinasi di antara dua atau beberapa pihak seperti pergantungan maklumat kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu matlamat. Contohnya matlamat bahagian personel sesebuah organisasi untuk membuat pengambilan tenaga kerja baru telah terhalang kerana tiada maklumat lengkap mengenai keperluan tenaga kerja daripada ketua jabatan daripada bahagian-bahagian lain. Bagi konflik interpersonal ia bolah disebabkan oleh perasaan iri hati atau cmburu dengan kejayaan orang lain.

4. Dasar dan struktur perkhidmatan yang diamalkan oleh sesebuah organisasi. Konflik mungkin berlaku dalam soal struktur gaji. Contohnya perbezaan gaji yang terlalu jauh di antara struktur perjawatan atau gaji sama dalam struktur perjawatan tetapi beban tugas yang berlainan. Begitu juga dengan dasar sesebuah organisasi yang terlalu mementingkan keuntungan tanpa mempertimbangkan keselesaan tempat bekerja dan kebajikan pekerja.

Tanda-Tanda Wujudnya Konflik.
Tanda-tanda yang paling mudah untuk menentukan wujudnya konflik di antara dua atau lebih pihak adalah dengan terdapatnya rungutan-rungutan oleh sesuatu pihak.

Tanda-tanda lain yang menunjukkan wujudnya konflik dalam sesebuah organisasi adalah pekerja saling menyalahkan antara satu sama lain, wujudnya sabotaj antara individu atau jabatan, perasaan benci kepada individu atau jabatan, sering berlaku pertukaran pekerja atau pekerja itu ditukarkan dan prestasi pencapaian organisasi yang rendah.

Kesan Konflik
Konflik yang berlaku diantara dua atau lebih individu serta pihak boleh memberi kesan kepada pihak-pihak terbabit. Kesan ini boleh dibahagikan kepada dua iaitu kesan positif (konstruktif) dan kesan negatif (distruktif). Bagi kesan positif, konflik yang berlaku boleh menyebabkan sikap berlumba-lumba untuk mencapai sesuatu matlamat. Dengan adanya sikap ini hasil atau prestasi sesuatu kerja akan meningkat.

Selain itu konflik juga dapat menyedarkan individu atau pihak organisasi mengenai kelemahan yang terdapat dan sekirannya mereka berfikiran positif, usaha untuk memperbaikinya akan dilakukan dan ini dapat meningkatkan kerjasama dan keharmonian ditempat kerja. Seterusnya ia menggalakkan berlakunya perubahan yang membina. Selain itu, konflik juga menggalakkan seseorang itu memikirkan punca sesuatu masalah dengan lebih mendalam, meningkatkan motivasi untuk menyelesaikan masalah dan memahami emosi serta tingkah laku diri sendiridan orang lain dalam usaha mewujudkan satu penyesuaian atau perseimbangan.

Konflik yang berlaku juga boleh menghasilkan kesan negatif. Boleh menimbulkan sikap benci membenci, kemurungan, permusuhan, saling tidak percaya, tuduh menuduh, tiadanya kerjasama, sabotaj dan sebagainya. Yang pastinya semua ini akan dapat menganggu keharmonian hubungan interpersonal dan jika ia berlaku dalam sesebuah organisasi, ia akan membantutkan usaha mencapai matlamat organisasi keseluruhannya. Oleh itu pihak tertentu seperti kaunselor dalam organisasi tersebut perlu memainkan peranannya untuk mencegah konflik daripada berlaku dan memulihkan keadaan sekiranya terdapat konflik yang mendatangkan kesan negatif.

Penyelesaian Konflik
Kaunselor atau orang atasan tertentu yang terdapat dalam sesebuah organisasi perlu mengetahui dan menguasai strategi atau kaedah tertentu untuk menyelesaikan sesuatu konflik terutamanya yang menghasilkan kesan negatif. Diantara strategi atau teknik yang perlu dikuasai oleh kaunselor atau orang atasan tertentu adalah :

1. Mengasingkan pihak yang berkonflik secara fizikal. Langkah ini akan mengurangkan pergaulan dan ini akan mengurangkan ketegangan di antara mereka. Langkah ini mempunyai lebih banyak keburukan dari kebaikannya. Ia bukan sahaja boleh menyebabkan kurangnya interaksi dan pergaulan yang menyebabkan tiada kerjasama tetapi juga menampilkan sikap negatif pihak pengurusan yang tidak mahu membaiki keadaan. Namun begitu langkah ini merupakan langkah yang baik jika ianya untuk sementara dan bentuk konflik yang serius seperti tiada peluang untuk memenuhi keperluan kedua-dua pihak.

2. Kaedah difusi atau penyatuan untuk menerapkan kesedaran kepada pihak-pihak yang berkonflik. Melalui teknik ini kaunselor akan menyelesaikan perkara-perkara kecil yang menyebabkan konflik dan membiarkan perkara-perkara besar. Ia bertujuan meredakan konflik yang berlaku atau mencuri masa untuk membolehkan kedua-dua pihak sedar mengenai kesilapan masing-masing dan berusaha memperbaiki punca konflik yang lebih besar. Keburukan strategi ini adalah punca konflik yang besar jika dibiarkan akan menyebabkan ia menjadi fokus dan menyebabkan keadaan yang lebih buruk.

3. Membawa pihak-pihak yang berkonflik ke arah berkerjasama melaui perundingan. Langkah ini adalah yang terbaik kerana melalui rundingan dan kerjasama, kedua-dua pihak boleh melihat pendirian masing-masing mengenai perkara yang menimbulkan konflik dan mengenalpasti pilihan yang paling sesuai untuk menyelesaikannya. Strategi ini walaupun yang terbaik namun adalah sukar untuk membawa pihak-pihak yang berkonflik ke meja rundingan sekiranya nilai dan pendirian yang jauh berbeza atau punca konflik yang terlalu besar.

4. Penyelesaian melalui tolak ansur. Melalui strategi ini pihak-pihak yang berkonflik akan bertolak ansur dan sedia melakukan pengorbanan melalui rundingan. Contohnya majikan akan menaikkan gaji yang dituntut oleh pekerja dan pekerja pula memberi jaminan meningkatkan kualiti dan kuantiti pengeluaran. Strategi ini hanya sesuai sekiranya pihak yang meminta dan memberi kuasa atau pengaruh yang seimbang. Ini bererti andainya pihak yang meminta atau sebaliknya tidak mempunyai kuasa, penyelesaian sukar dicapai.

5. Strategi perbincangan melalui perwakilan. Melalui teknik ini pihak-pihak yang berkonflik akan menghantar wakil masing-masing ke meja rundingan. Ini akan meningkatkan interksi dan komunikasi serta sering berlakunya konfrantasi. Melalui perundingan ini perbincangan mengenai punca yang menyebabkan konflik serta tawar menawar akan berlaku. Biasanya strategi ini digunakan oleh kesatuan sekerja untuk menuntut sesuatu dari majikan seperti kenaikan gaji dan keselesaan tempat kerja.

6. Kaedah persaingan. Melalui kaedah ini salah satu pihak yang berkonflik akan cuba memenuhi matlamatnya dan tidak memperdulikan kehendak pihak lawannya. Melalui strategi ini konfrantasi, bertegang urat, tekanan akan dilakukan sehinggalah satu pihak lainmenyerah kalah. Biasanya teknik ini digunakan oleh pihak majikan sesuatu organisasi dan dalam situasi di mana pengaruh atau kuasa di antara kedua-dua pihak seimbang.

7. Kaedah penyesuaian. Melalui kaedah ini satu pihak membiarkan pihak lawannya melakukan penyelesaian mengikut kehendaknya. Biasanya kaedah ini dilakukan kerana pihak tersebut menyedari kesalahan dan kesilapannya, sedar bahawa pengaruh atau kuasa lawannya terlalu besar, mementingkan keharmonian atau penyelesaian segera dan mempunyai matlamat untuk menuntut sesuatu yang lebih besar pada masa depan.

8. Teknik pemerasan otak (diperkenalkan oleh Dr. Alex Osborn). Melalui teknik ini pihak-pihak yang terbabit akan berkumpul dan setiap ahli akan bersama-sama memikirkan dan memberi idea ke arah penyelesaian sesuatu konflik. Setiap ahli bebas mengemukakan idea masing masing dan cuma dikritik kemudian. Biasanya kaedah ini sesuai untuk memperbaiki sesuatu dasar organisasi. Idea-idea yang dikumpulkan dan diperbincangkan sehingga cuma idea yang bernas sahaja dipilih.

9. Teknik senarai semakan. Melalui teknik ini pihak yang berkenaan akan menyenaraikan perkara-perkara dan keperluan kepada seuatu masalah. Butiran-butiran yang diprolehi akan dibandingkan dengan masalah sebenar yang menimbulkan konflik dan diserahkan kepada subjek atau pihak yang berkenaan untuk menentukan jalan penyelesaiannya. Kelemahan teknik ini adalah banyak masa terbuang kerana memikirkan butiran yang tiada berkaitan dengan masalah sebenar yang menimbulkan konflik.

10. Teknik Gordon, Melalui teknik ini perbincangan diadakan dalam satu kumpulan dan dipengerusikan oleh seseorang. Pengerusi tersebut sengaja tidak memahami masalah yang membawa kepada konflik dan membawa perbincangan tersebut ke arah pemerahan otak. Pengerusi akan memulakan perbincangan dengan perkara-perkara yang menimbulkan konflik. Tujuan teknik ini adalah untuk mendapat cuma idea yang bernas sahaja untuk menyelesaikan konflik.

Artikel ini dipetik dari teks bertajuk peranan kaunseling dalam memantapkan sesuatu organisasi yang di susun oleh; Ibrahim bin Taib M.Sc.(Guide and Counseling).
TiDaK DiNaMaKaN HiDuP JiKa TiDaK aDa KeKuSuTaN. TiDaK DiNaMaKaN KeMaTaNgaN JiKa TiDaK aDa KeKaLuTaN.

15 kesilapan ibubapa dalam mendidik anak-anak

"Harta benda dan anak-anak kamu hanyalah menjadi ujian dan di sisi ALLAH ada pahala yang besar." (Al-Quran Surah At-Taghabun, 64:15)
Anak-anak adalah amanah dari ALLAH s.w.t. dan ianya sebahagian dari ujian ALLAH s.w.t. kepada kita hamba-hamba-Nya. Sebagai ujian, ianya akan dipertanggungjawabkan. Orang yang malang ialah orang yang mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya tidak membawa kebaikan kepadanya di akhirat. Rasulullah SAW diberitakan telah bersabda : "Tahukah engkau siapakah orang yang mandul." Berkata para sahabat : "Orang yang mandul ialah orang yang tidak mempunyai anak." Lalu Rasulullah SAW berkata : "Orang yang mandul itu ialah orang yang mempunyai ramai anak tetapi anak-anaknya itu tidak memberi kemanfaatan kepadanya sesudah ia meninggal dunia." - (Maksud Al-Hadith )

1. Kesilapan pertama: Kurang berdoa

1.1 Kurang berdoa semasa mengandung. Antara doa-doa yang digalakkan diamalkan semasa mengandung ialah Saidul (penghulu) Istighfar Doa memohon rahmat (Al-Quran Surah Ali 'Imran, 3 : 8-9) Doa memohon zuriat yang baik (Al-Quran Surah Ali 'Imran, 3 : 38) Doa agar anak mengerjakan solat (Al-Quran Surah Ibrahim, 14 : 40-41)

1.2 Kurang berdoa semasa membesarkan anak. Doa-doa yang digalakkan diamalkan semasa anak membesar ialah Doa agar anak patuh kepada ALLAH s.w.t. (Al-Quran Surah Al-Baqarah, 2 :128) Doa diberi zuriat yang menyejukkan hati (Al-Quran Surah Al-Furqan, 25 :74) Doa supaya nama anak membawa kebaikan kepadanya.

2. Kesilapan kedua: Banyak memberi belaian Tarhib (menakutkan) daripada Targhib (didikan atau motivasi) seperti: menakutkan anak-anak dengan sekolah, menakutkan dengan tempat gelap, menakutkan dengan hutan rimba atau bukit bukau, menggunakan kekerasan dan paksaan semasa menyuruh anak tidur.

3. Kesilapan ketiga: Tidak tegas dalam mendidik anak-anak, tidak menjadualkan kegiatan harian anak-anak, terlalu memfokuskan anak-anak kepada sesuatu aktiviti sahaja tanpa mengambil kira perasaan mereka.

4. Kesilapan keempat: Menegur anak secara negatif seperti mengeluarkan kata-kata kesat dan maki hamun kepada anak-anak (terutama semasa marah). Membandingkan anak-anak dengan anak-anak lain atau anak orang lain.

5. Kesilapan kelima: Memberi didikan yang tidak seimbang antara jasmani (physical), rohani (spiritual) dan minda (intelektual). Ramai yang lebih mementingkan pendidikan minda dari pendidikan rohani

6. Kesilapan keenam: Kurang memberi sentuhan kepada semua anak-anak sedangkan Rasulullah kerap dilihat mendukung cucu-cucunya dan mencium mereka. Diriwayatkan oleh Aisyah r.a. : Pada suatu hari Rasulullah SAW mencium Al-Hassan atau Al-Hussien bin Ali r.a. Ketika itu Aqra' bin Habis At-Tamimiy sedang berada di rumah baginda. Berkata Aqra' : "Ya Rasulullah! Aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium seorang pun dari mereka." Rasulullah melihat kepada Aqra' kemudian berkata : "Siapa yang tidak mengasihi tidak akan dikasihi."-(Maksud Al-Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)

7. Kesilapan ketujuh: Penampilan diri yang kurang anggun dan kurang kemas. Ibu bapa tidak menunjukkan cara berpakaian yang kemas dan yang menepati kehendak syarak bila berada di rumah, iaitu berpakaian secara selekeh atau berpakaian seksi dihadapan anak-anaknya.

8. Kesilapan kelapan: Susunan rumahtangga yang tidak kemas. Ini mengakibatkan anak-anak terikut-ikut dengan cara itu dan membesar menjadi pemalas dan selekeh.

9. Kesilapan kesembilan: Kurang menghidupkan sunnah di rumah seperti memberi salam, makan berjemaah, beribadah bersama-sama, dan sebagainya. Dalam menjawab salam, lazimkanlah menjawab salam dengan yang lebih baik dari salam yang diberi.

10. Kesilapan kesepuluh: Tidak menggantungkan rotan di tempat yang mudah dilihat oleh anak-anak. Dalam Islam, merotan anak dengan tujuan mendidik adalah satu sunnah.

11. Kesilapan kesebelas: Kurang mendedahkan anak-anak dengan model yang cemerlang seperti para ulama' dan orang-orang yang berhemah tinggi dan berakhlak mulia. Anak-anak juga patut didedahkan dengan sembahyang jemaah, kuliah agama dan aktiviti-aktiviti yang bersesuaian dengan akhlak Islam.

12. Kesilapan keduabelas: Bertengkar di depan anak-anak. Ini akan menyebabkan anak-anak rasa tertekan dan membenci salah seorang dari ibubapanya.

13. Kesilapan ketigabelas: Membenarkan orang yang tidak elok sahsiyahnya masuk ke dalam rumah kita, baik dari kalangan sahabat sendiri ataupun sahabat anak-anak, kerana ini akan memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak yang masih membesar.

14. Kesilapan keempatbelas: Kurang mengawasi rancangan-rancangan yang ditonton samada dari TV ataupun video. Pengawasan dalam hal ini adalah penting kerana kebanyakan rancangan dari media ini menonjolkan akhlak yang kurang baik seperti pergaulan bebas lelaki dan perempuan, pakaian yang tidak menepati syarak dan perbualan yang boleh merosakkan agama anak-anak.

15. Kesilapan kelimabelas: Terlalu bergantung kepada pembantu rumah untuk mendidik anak-anak. Sebagai ibubapa kitalah yang akan disoal di akhirat kelak akan anak-anak ini. Oleh itu adalah menjadi satu kepentingan kita untuk berusaha memastikan anak-anak terdidik dengan didikan Islam.

Sumber: diubahsuai dari Kuliah Mingguan Surau An-Nur, 10 Jun 1998 oleh Ustaz Khalid Haji Mohd Isa.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...